Pagi ini, antv menayangkan film shiva. Bagi pembaca yang belum pernah menonton film shiva, penulis akan sedikit memberikan penjelasan mengenai film ini.
Film shiva adalah sebuah film kartun yang selalu tayang di pagi hari di stasiun antv. Kata "shiva" merupakan nama pemain utama di film ini. Film ini menceritakan kisah seorang anak lelaki yang dengan berbagai kecerdikannya mampu melawan para penjahat yang ingin berbuat kejahatan di kota tempat tinggalnya.
Pagi ini, film shiva menceritakan tentang "shiva vs mahabali". Mahabali adalah seorang pemuda. Saat itu, Mahabali sedang sakit. Dengan tubuhnya yang lunglai, ia pergi mencari toko obat yang ada di kotanya untuk menebus resep obat yang diberikan dokter di rumah sakit, tempat ia memeriksakan dirinya.
Shiva dan ketiga temannya sedang bermain di halaman rumah seperti biasanya. Mahabali pun lewat dan menanyakan dimana toko obat terdekat di sekitar sini. Mereka pun menunjukkan letak toko obat tersebut. Mahabali mengikuti petunjuk mereka. Hingga akhirnya ia tiba di toko obat. Ia langsung memberikan resep obat yang diberikan dokter kepada apoteker tersebut. Namun sayang, sang apoteker memberikan obat palsu yang baru saja didapatinya dari profesor obat abal-abal dengan harga yang murah. Mahabali pun membawa obat itu pulang dan meminumnya.
Pagi harinya, ia merasakan kesakitan yang hebat di kepalanya. Tubuhnya membesar. Pakaian yang dipakainya robek akibat tubuhnya yang semakin membesar. Hanya tersisa celana sepanjang lutut ditubuhnya. Ia mirip seperti hulk, namun tidak berkulit hijau. Dia merasa aneh dengan tubuhnya. Akibat rasa penasarannya, ia pun melihat cermin. Betapa kagetnya ia melihat wajahny dan tubuhnya yang membesar di cermin. Sekita dia menjadi marah dan memukul cermin. Dia segera pergi mencari si apoteker yang telah menjadikan tubuhnya seperti itu.
Dari penggalan cerita di atas, dapat diambil pelajaran. Terkadang, kita menjadi marah saat melihat perubahan yang tiba-tiba pada diri kita. Yang tadinya mulus, timbul bintik- bintik merah. Yang tadinya pipi tirus, berubah membesar menjadi chubi.
Marah boleh saja, namun jangan sampai memukul cermin tersebut. Jika kita sadari, dia tidaklah salah. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai cermin, menunjukkan dengan jelas apa yang tidak bisa dilihat mata secara langsung tanpa melaluinya.
Namun, kita kadang terlalu kaget dengan hal baru yang muncul seketika di hidup kita. Jika hal itu buruk, kita langsung melampiaskan kekesalan pada cermin, contohnya perubahan wajah yang seketika tadi, kita langsung memukul cermin itu hingga pecah. Bayangkan, jika hal yang didapat baik, contohnya tiba-tiba kita menjadi sangat cantik padahal belum make-up, mungkin kita akan mencium cermin itu. Marahlah dengan sewajarnya, jangan mendzalimi diri sendiri. Karena kita akan menyesal terhadap apa yang kita lakukan dikala kita marah. Cermin yang retak, tidak akan utuh kembali seperti sedia kala walaupun sudah diperbaiki. Solusi terbaik adalah membeli cermin yang baru. Sayangnya, selalu saja ada rasa yang tertinggal di cermin yang lama walaupun sudah tergantikan posisinya oleh cermin yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar